Pages

Thursday, May 12, 2011

My Bad Day

Thursday, May 12, 2011 

Now Playing: Daniel Powter - Bad Days

where is the moment we needed the most
you kick up the leaves and the magic is lost
they tell me your blue skies fade to gray
they tell me your passion's gone away
and i don't need no carryin' on

you stand in the line just to hit a new low
you're faking a smile with the coffee you go
you tell me your life's been way off line
you're falling to pieces every time
and i don't need no carryin' on

because you had a bad day
you're taking one down
you sing a sad song just to turn it around
you say you don't know
you tell me don't lie
you work at a smile and you go for a ride
you had a bad day
the camera don't lie
you're coming back down and you really don't mind
you had a bad day
you had a bad day

will you need a blue sky holiday?
the point is they laugh at what you say
and i don't need no carryin' on

you had a bad day
you're taking one down
you sing a sad song just to turn it around
you say you don't know
you tell me don't lie
you work at a smile and you go for a ride
you had a bad day
the camera don't lie
you're coming back down and you really don't mind
you had a bad day

(oooh.. a holiday..)

sometimes the system goes on the blink
and the whole thing turns out wrong
you might not make it back and you know
that you could be well oh that strong
and i'm not wrong

(yeah...)

so where is the passion when you need it the most
oh you and i
you kick up the leaves and the magic is lost

cause you had a bad day
you're taking one down
you sing a sad song just to turn it around
you say you don't know
you tell me don't lie
you work at a smile and you go for a ride
you had a bad day
you've seen what you like
and how does it feel for one more time
you had a bad day
you had a bad day
 



Kemarin adalah very bad day buat Gue. Semua berawal dari polisi, hingga sampai rusaknya acara perpisahan.
Jam 5, Gue udah beranjak dari tempat tidur, mengapa begitu? Ya karena hari ini Gue ada acara perpisahan sekolah di Gedung Bina Satria. Di tiket masuk tertera tulisan jam 8 acara dimulai. Setelah Gue membersihkan diri, Gue sempetin latihan lagu Kita Selamanya dari BondanFade2black, terus lagu Ingatlah Hari Ini dari Project Pop, yah itung itung menambah kesiapan diri buat tampil ntar pas perpisahan. Beberapa kali Gue ulang latihan hingga Gue merasa siap.
Setelah sarapan gue langsung berangkat jemput pemain drum dari grup band gue, namanya Rian. Band gue namanya Bussines, ga tau kenapa dikasih nama itu, kalo orang baru denger tu nama kaya nama perusahaan parfum yang hampir bangkrut karena salesnya ga ada yang menarik,hhe. Nah, personil dari Bussines, adalah Rian pada drum, Tyas pada vocal 1, Gue pada Bass, Efri dan Gideon, pada flexibility. Maksud dari flexibility itu mereka megang alat musiknya ganti ganti, kadang Efri di Rythim, kadang Gideon di Bass, ya begitulah. Kembali ke cerita semula. Di perjalanan menuju rumah Rian yang lumayan jauh, di sepanjang jalan banyak polisi yang sedang mengatur lalu lintas. Sesampainya di rumah Rian, Rian masih bersiap siap. Tidak begitu lama kami pun berangkat.

Gue     : “ Yan, di sepanjang jalan banyak polisi, kita lewat mana nih?”
Rian     :” Lewat jalan belakang bandara aja, nanti tembusannya dekat gedung kok”
Gue     :” Oke”

Gue pacu kendaraan menuju jalan belakang Bandara Syamsudin Noor, dari kejauhan terlihat petugas yang melarang kendaraan melintas dan membelokannya ke arah yang bukan kami tuju. Namun firasat Gue ga enak, kayanya kita bakal ditilang, Gue balik arah, melawan arus, ada rombongan mobil yang dikawal polisi hampir menabrak kita, Gue udah gugup, nyaris aja pikir gue, polisi yang tadi meniup peluit, itu yang bikin gue makin kalang kabut. “ Lewat mana nih!”, “belok kiri, belok kiri” ucap Rian terburu buru. Akhirnya Gue pacu kendaraan belok kekiri, nah sekarang Gue ga tau apa apa sama jalan ini, Rian jadi navigator, ya kiri, ya kanan, lurus aja, masuk lubang, ya standing. Sampai pada suatu jalan, Rian tetap pada ya kiri ya kanannya, di situ Gue udah bimbang sama navigator,  jalanya sepi banget, hutan hutan gitu, di depan ada om om gendut item naik motor, awalnya kami terus berada dibelakang om om gendut itu, karena kami ribut, om om gendut itu menoleh, mukanya serem. Trus si om om memperlambat laju kendaraannya dan akhirnya kami berada di depannya, karena sikonnya mendukung terjadi pembunuhan di dalam hutan, maka dari itu Gue pacu lebih cepat kendaraan.
Rian masih saja ya kiri ya kanan, sampai kami terhenti di jalan buntu yang berupa sawah dan ada orang disitu.
Gue     : “Sebenenarnya km tu tau ga sih jalan sini?”
Rian     : “Engga, tadi aku sok tau”

            Nah, kalian bisakan membayangkan bagaimana kondisi jiwa kalo terjadi hal kaya gitu? Perasaan udah kaya nano nano, pengen banget Gue ngasih Rian ke om om gendut tadi,heh. Trus Gue suruh Rian nanya ke orang yang ada di situ, “ Pak, jalan keluar dari sini ke jalanan gede lewat mana ya?”, “ Oh, itu harus muter, lewat sini ga bisa”. Jger!!, sekali lagi keinginan Gue jadiin Rian tumbal buat om om gendut bertambah. Ya udah, terpaksa putar balik, eh berpapasan lagi sama om om gendut. Ternyata om om nya ga niat jahat, orang emang rumahnya deket situ. Makanya don’t judge the book from the cover.
            Nah, Gue mutusin buat jalan luar aja daripada nyasar lagi, Rian Gue suruh supaya ga ya kanan ya kiri lagi,hha. Dengan ini dapat dipastikan kami terlambat datang ke Gedung Bina Satria. Sesampai disana, parkiran udah banyak dipenuhi kendaraan, lalu kami masuk, dan ternyata.  Jeng*Jeng* Acara belum dimulai. Sungguh indah negeri ini. Setengah jam kami datang baru acara dimulai. Buka mata, ini nyata, hanya di Indonesia.
            Acara pun dimulai. Beberapa sambutan sangat membosankan, lalu acara selanjutnya pesan dan kesan siswa yang meninggalkan. Satu persatu Kelas XII naik ke atas panggung. Kelas Gue dapet urutan terakhir, tapi alhamdullilah pembawaan pesan dan kesan cukup memuaskan. Dan sempet juga ngucapin happy birthday for Izma, temen sekelas gue. Semoga semua keinginannya tercapai. Nah, lalu dilanjutkan dengan beberapa hiburan, yang pertama tama cukup menghibur. Tapi, pas udah kena anak kelas XI maen band, heh, asli kaya kentut, perpisahan kakak kelas, yang dinyanyiin lagu scream, lu kira ni sekolahan para punk rock. Hendy menyebut vocalist band itu dengan nama Lambung (Lamak Bungul). Gue pun makin ga sabar buat menunggu penampilan gue bersama anak anak Bussines. Pas istirahat tadi kami sempat latihan akustik sebentar. Ada 2 band sebelum kami, Putih Abu sama We Came as Bastard, lagu yang dimaenin alirannya rock, tapi ga kaya band kelas XI tadi. Yang ini lumayan lah. Nah seharusnya Bussines tampil habis We Came as Bastard, tapi ada bintang tamu band reggae pengen tampil lebih dulu. Ya udah biarlah, band reggae tampil, baru “ Uyeee, Uyeee”. Jlep, suaranya ilang, tepuk tangan bergemuruh di seluruh ruangan, LISTRIK PADAM!!! Positive thinking dulu, paling sebentar aja padamnya. Ternyata eh ternyata, acara di bubarkan karena listrik ga nyala nyala. Anjing banget! Ga jadi tampil. Ada 2 band juga yang ga jadi tampil setelah kami. Stay In Noisy sama Call Me Student. Senasib, tapi mereka udah sering tampil di acara lain. Lah kami, baru ini pengen tampil malah ga jadi. Kecewa banget ane gan sama semuanya. Yang Gue bisa kemaren cuma mengumpat. Pulang Gue langsung tidur. Ga mood ngelakuin apa apa. Saking pengennya Gue tampil, sampe sampe Gue mimpi tampil di tidur Gue. Tuhan memang punya kehendak lain. Bangun tidur, langsung duduk termenung. Sudah bela belain nyoba maen harmonica, tapi apa daya. Mungkin nanti berguna permainan harmonica gue. Kalo aja di rekrut jadi personilnya Ikimonogakari (ngarep*)
Nyokap bilang “ udah, ga usah dipikirin terus, kalo begitu nama Inallilah, jangan menyalahkan orang, itu sudah kehendak Tuhan”, Gue jawab seenaknya, “ Listrik padam itu kehendak PLN”, Nyokap balas, “ memangnya siapa yang menggerakkan hati manusia?”. Gue diem.   

Tuesday, May 3, 2011

Tentang Pacar dan Pacaran

Sunday, May 01, 2011


Gak terasa udah tepat 4 bulan gue engga nge-post sesuatu. Entah mengapa kali ini gue pengen nulis ini post. “Pacar”, kata yg sudah sangat (10x) familiar di kalangan masyarakat. Apa sih definisinya pacar itu? Menurut survey, para paket B menjawab sebagai berikut : (maklum grup yg ada di kontak cuma paket B)

Kata Antra:
“ Pacar itu Ayu. Sekian dan terima kasih”

Kata Tami:
“ Pacar itu hampir sama kaya temen kali”

Kata Azizatul:
“ Pacar kaya sahabat deh, yg bisa diajak curhat segala macam keluh kesah, yg bisa ngebimbing dan ngasih pelajaran”

Kata Ambar:
“ Kada tahu nda, Asli kd tahu nda”

Kata Firda:
“ Org yg kelak dijadiin pasangan seumur hidup karena cinta dan komitmen”

Kata Diah:
“ Pacar itu pasangan yg bisa nemenin dalam suka dan duka”

Kata Puput:
“ Pacar ya pacar”

Kata Deborah:
“ Org yg bisa diajak utk saling berbagi senang + susah, yg bisa diajak utk berkomitmen ke arah yg lebih serius

            Jadi kesimpulannya, Pacar itu Ayu yg hampir sama kaya temen, yg bisa diajak curhat, bisa nemenin dalam suka duka, yg kelak dijadikan Antra pasangan seumur hidup, Ketika dia tidak tau, maka sekian dan terima kasih.

            Pemikiran org beda beda kalo ditanya tentang pacar, pacar pasti hubungannya sama pacaran (ya iyalah, masa sama pencabulan). Menurut gue pacar itu org yg sebagian besar menambahin biaya hidup, coba buktikan sendiri. Kalo bagi yg rejekinya lebih mah ga masalah, coba liat yang kekurangan tapi tetap aja maksa buat pacaran. Prihatin. Gue ngomong gini bukan karena gue sirik ma orang pacaran, bukan karena gue sok ide tapi gue nulis gini biar bisa jadi pertimbangan bagi yang pacaran.
            Seperti yang di tulis Radithya Dika pada buku Marmut Merah Jambu, pacaran itu terdiri dari beberapa fase yaitu : Naksir-Ngegombal, Pacaran, Putus. Yah seperti itulah yang bakal terjadi berulang ulang. Pada akhirnya yg tersisa hanya ex-boyfriend or ex-girlfriend. Banyak dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari sesuatu yg berbau pacaran.

1.  Bisa mengubah sahabat jadi musuh
    Contoh: Paman Soto sama Paman Sate sudah lama berteman. Kalau berjualan mereka selalu bersebelahan. Suatu hari, ada Bibi Jamu cantik. Paman Sate jatuh cinta sama Bibi Jamu. Beberapa hari kemudian Paman Sate melihat Paman Soto bersama Bibi Jamu. Paman Sate merasa terpukul, karena ada yg gebug dari belakang, eh salah maksudnya karena merasa dikhianati oleh temannya. Mulai saat itu Paman Sate tidak mau berjualan sate di sebelah Paman Soto dan akhirnya Paman Sate berjualan di depan fotokopi di seberang sebuah TK, hha.


    2.  Menambah biaya hidup
      Contoh: Joni seorang yang belum punya pekerjaan tetap, otomatis penghasilannya juga ga menentu. Suatu hari ia punya pacar. Setiap hari pacarnya ngajak jalan. Hal itu menyebabkan keuangannya kacau, tapi ia tidak mau mengecewakan pacarnya. Akhirnya ia membuat sebuah kartu kredit. Waktu pun berjalan, fase pacaran pun sampailah pada fase putus. Sedih hati Joni, tapi ia lupa bahwa ia mempunyai banyak utang karena penggunaan kartu kredit. Naas nasib Joni, Joni tewas di tangan deb collector.
      Pesan Moral : Jangan buat kartu kredit kalo ga bisa bayar !!!! by deb collector


      3.  Kadas, Kurap, Kutu Air, dan Segala Penyakit Kulit
        Contoh: Gara gara pacaran, Bunga lupa terhadap semuanya, sampai sampai ia lupa mandi. Akhirnya ia terserang penyakit kulit, melihat Bunga penuh dengan penyakit kulit, pacarnya meninggalkan Bunga. Sungguh Malang Nasibmu.

        Yah,kira kira itu sebagian dari dampak buruk pacaran, kalo masih ada lagi, bisa kasih masukan.

        Semua orang mempunyai banyak characteristic dalam hal pacaran, ada yang gampang dapet pacar, tapi ada juga yang susah. Ada juga orang yang dalam waktu satu tahun bisa 3 kali ganti pacar. Saya menemukan orang seperti itu. Nah, hal itulah membuat ex-boyfriend or ex-girlfriend nambah. Apakah kalian merasa bangga memiliki banyak mantan? Satu aja yang bisa Gue bilang,

        Memiliki banyak mantan itu bukanlah suatu kebanggaan, tapi itu membuktikan bahwa orang itu tidak becus dalam membina hubungan

        Yah, dunia memang udah beda, kata Nyokap, dulu  ga ada yang namanya pacaran, kalo seorang laki-laki naksir pada perempuan maka langsung aja lamar. Sama seperti cerita di dalam buku Otobiografi Presiden Soeharto, pada sub bab Kisah Cinta (kalo ga salah). Saat itu Gue sedang berada di depan kelas sambil membawa buku tersebut. Bu Gaz, guru bahasa Indonesia gue, bertanya, “ apa yang dapat diambil dari sub bab Kisah Cinta itu?”. Spontan Gue menjawab, “ Menurut saya kalau kalo seorang laki-laki naksir pada perempuan maka langsung lamar aja,  ga perlu pake pacaran, karena pacaran itu menjurus ke arah zina”. Yah, Gue emang munafik, emang itu yang terlulis pada buku, tapi itu ga bisa diterapkan sekarang ini. Sekali lagi Gue tekankan. Dunia Memang Udah Beda

        Tersesat Di Tengah Hutan (Fall Version)

        Sunday, January 02, 2011

        Apabila kita tersesat di tengah hutan, sebaiknya pergi ke pinggir hutan. Mengapa begitu? Karena yang bikin tersesat itu kan tengahnya hutan, bukan pinggirnya. Seperti halnya kehujanan di tengah jalan, pergi ke pinggir jalan biar ga kehujanan, toh hujannya cuma di tengah. Ok, lanjut, Hutan yang dimaksud ini adalah hutan yang ada di gunung. Seorang pendaki gunung itu memiliki persiapan sebelum mendaki gunung. Namun di sini ketololan terjadi, 6 orang yang stress karena akan menghadapi Uji Coba UN mendaki gunung tanpa persiapan.

        Tokoh penting yang akan ada di dalam cerita:
        Gue
        Yaski (teman gue)
        Fakhri (teman gue)
        Raja (teman gue)
        Hendy (teman gue)
        Ricky (teman gue yang nyusahin)

        Check it Out..

        Pagi itu, Gue mendapat sms dari Raja yang isinya mengajak memancing ikan, rencananya ikan hasil pancingan mau dibakar buat makan malam. Lalu gue disuruh berkumpul di rumah Yaski. Sesampainya di rumah Yaski, ternyata baru Gue yang datang, di waktu yang sangat sempit sesempit belahan pantat itu Gue sempat merundingkan rencana mancing yang ga ada persiapan sama sekali itu.

        Gue : “Gimana ni uda hampir jam 9, tapi belum ada yang datang?”
        Yaski : “Biasa… pada ngaret semua”
        Gue : “ Kmu punya pancingan?”
        Yaski : “Engga”
        Gue : “Trus gimana?”
        Yaski : “Kata Raja nanti ada aja di tempat pemancingan”
        Gue : “Seharusnya mancing itu subuh subuh, waktu ikannya masih ngantuk, jadi umpannya pasti disambar, lah kalo jam segini mah ikannya uda pada melek, ikannya ga mau makan umpannya, mending si ikan beli nasi kuning.”
        Yaski : “O iya ya”

        Lalu kami merubah rencana, yaitu pergi ke Tahura di Mandiangin, masalah ikan, ya kami beli di pasar. Karena perubahan rencana dadakan, yang paling siap di antara kami cuma Fakhri, sedangkan yang lain salah style semua, ada yang pake baju jalan, yang parah ada yang pake sandal hotel.

        Sesampainya di gerbang masuk tahura, kami dihadang oleh sesorang yang menagih uang dengan kami, kami ketakutan, ternyata itu adalah security yang menagih biaya karcis masuk. Kami pacu sepeda motor ke atas, dan sampailah di Kolam Belanda. Ada banyak manusia yang memenuhi kolam itu, entah berasal dari mana kami pun kurang tahu, tiba tiba Yaski mengeluarkan ide yang entah berasal dari mana.

        “Naik ke benteng yok”

        Lalu para pendaki yang menyalahi style pendaki ini mendaki gunung. (ribet ya kalimatnya,hhe). Di awal perjalanan yang berada di depan adalah Yaski dan Fakhri, Gue berada di tengah, ya sesuai perhitungan apabila ada binatang buas biarlah yang di depan atau yang di belakang dulu yang dimangsa,hha. Nah, semakin ke dalam tanah tempat kami berpijak semakin miring, bahkan kemiringan mendekati 80°. Sepanjang jalan Ricky menggerutu dan terlalu banyak bercanda, sehingga kekhawatiran pun muncul. Jadi, apabila ada sesuatu yang kira kira bisa mecelakakan, kamipun berseru,

        “ ky, hati hati tanahnya licin!!” ,
        “ ky, jangan dipegang pohonnya banyak duri!!!”,
        “ bisa kah naik ky??”
        “ ky hati hati ada orang jahat di dekatmu!!! (oh ternyata bukan, itu adalah Raja, hha)

        Waktu pun berlalu, kami terhenti di tengah jalan setapak yang beraspal, ada kiri dan kanan, di suasana yang membingung kan ini, kami memilih untuk istirahat, persediaan minum yang Gue bawa saat itu habis, lalu Fakhri mengeluarkan manisan kedondong, dan kami menyantapnya dengan tangan yang kotor. Kasian yang ambil terakhir, udah ada 5 tangan kotor yang masuk ke dalam manisan itu, hha. Untuk memastikan jalan kami memilih untuk tidak ke kiri dan ke kanan, dan kami memilih terus naik dan menemukan bendera Indonesia.









        Lihat sekeliling, ga ada pohon lain yang lebih tinggi dari pohon di sekitar kami, ya kami pikir kami berada di puncak, wah mana bentengnya?? Apakah sudah di pindah di Gunung sebelah?? Ck ck


        Kami kembali ke jalan setapak, kami mengikuti Fakhri yang memilih arah ke kiri, jalan terakhir kami sebelum ke jalan setapak kami beri tanda dulu supaya tidak lupa. Selama perjalanan ke arah kiri itu perasaan Gue ga enak banget, ga beberapa lama Gue berucap,

        Gue : “ Balik aja yo, ga enak perasaan ku lewat sini”
        Yaski: “ Tapi aku penasaran nah..tapi ya udah gen kita balik aja”

        Gue ga ngerti apa yang Yaski maksud dengan penasaran, mungkin dia penasaran tentang jalan yang tadi itu sampe mana . Kami kembali ke jalan yang sudah di beri tanda dan turun, dan kami terus turun. Perasaan Gue semakin ga enak, setelah melintasi bebatuan yang sama sekali ga pernah kami lewati. Semakin banyak bebatuan, dan Yaski berhenti,

        “ Yakin lewat sini?”

        Kami mendongak kan kepala, Astagfirullah, jurang yang curam sekali, kami kembali ke jalan sebelum bebatuan, dan kami menelusuri hutan tanpa ada arah, Yaski ada di depan, di ikuti oleh Raja di belakangnya. Raja yang pada awalnya berada di belakang Gue, dan selalu ada di dekat Ricky, tidak mau lagi bersama Ricky karena merasa tidak cocok. (ini kalimat kaya nyeritain kehidupan pasangan homo ya, hha). Yaski dan Raja sangat cepat berjalan di depan, dan kami bahkan sempat berteriak minta tunggu, Hal yang kami khawatirkan adalah Ricky, karena dia sudah lemas dan berjalan pun sudah goyah, Fakhri yang berada paling belakang dengan setia membantu Ricky melewati rintangan yang dia hadapi. Yaski menyerah, kini giliran Gue berada di depan. Saatnya menggunakan Insting Hewan Liar, prinsip Gue terus turun ke bawah pasti bakalan ketemu jalannya.Akhirnya, dengan mendengarkan suara air jatuh, kami dapat menemukan jalan yang telah kami lewati. Alhamdulillah. Sampai di dekat kolam kami memutuskan mandi untuk membersihkan diri. Seusai itu kami makan di warung dan pulang.

        Ini adalah cerita versi Gue, ini ada lagi Cerita versi Fakhri Yudha, bisa di lihat di sini
        http://www.facebook.com/notes/fakhri-yudha/tersesat-ditengah-hutan/472335314298

        About Me

        My photo
        Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia
        Fall adalah Nama yg gue pendekin sendiri dari Naufal..and t'lah berkata itu kn b.ing nya Said.. Jadi gtu deh..nama gue.