Pages

Tuesday, May 3, 2011

Tersesat Di Tengah Hutan (Fall Version)

Sunday, January 02, 2011

Apabila kita tersesat di tengah hutan, sebaiknya pergi ke pinggir hutan. Mengapa begitu? Karena yang bikin tersesat itu kan tengahnya hutan, bukan pinggirnya. Seperti halnya kehujanan di tengah jalan, pergi ke pinggir jalan biar ga kehujanan, toh hujannya cuma di tengah. Ok, lanjut, Hutan yang dimaksud ini adalah hutan yang ada di gunung. Seorang pendaki gunung itu memiliki persiapan sebelum mendaki gunung. Namun di sini ketololan terjadi, 6 orang yang stress karena akan menghadapi Uji Coba UN mendaki gunung tanpa persiapan.

Tokoh penting yang akan ada di dalam cerita:
Gue
Yaski (teman gue)
Fakhri (teman gue)
Raja (teman gue)
Hendy (teman gue)
Ricky (teman gue yang nyusahin)

Check it Out..

Pagi itu, Gue mendapat sms dari Raja yang isinya mengajak memancing ikan, rencananya ikan hasil pancingan mau dibakar buat makan malam. Lalu gue disuruh berkumpul di rumah Yaski. Sesampainya di rumah Yaski, ternyata baru Gue yang datang, di waktu yang sangat sempit sesempit belahan pantat itu Gue sempat merundingkan rencana mancing yang ga ada persiapan sama sekali itu.

Gue : “Gimana ni uda hampir jam 9, tapi belum ada yang datang?”
Yaski : “Biasa… pada ngaret semua”
Gue : “ Kmu punya pancingan?”
Yaski : “Engga”
Gue : “Trus gimana?”
Yaski : “Kata Raja nanti ada aja di tempat pemancingan”
Gue : “Seharusnya mancing itu subuh subuh, waktu ikannya masih ngantuk, jadi umpannya pasti disambar, lah kalo jam segini mah ikannya uda pada melek, ikannya ga mau makan umpannya, mending si ikan beli nasi kuning.”
Yaski : “O iya ya”

Lalu kami merubah rencana, yaitu pergi ke Tahura di Mandiangin, masalah ikan, ya kami beli di pasar. Karena perubahan rencana dadakan, yang paling siap di antara kami cuma Fakhri, sedangkan yang lain salah style semua, ada yang pake baju jalan, yang parah ada yang pake sandal hotel.

Sesampainya di gerbang masuk tahura, kami dihadang oleh sesorang yang menagih uang dengan kami, kami ketakutan, ternyata itu adalah security yang menagih biaya karcis masuk. Kami pacu sepeda motor ke atas, dan sampailah di Kolam Belanda. Ada banyak manusia yang memenuhi kolam itu, entah berasal dari mana kami pun kurang tahu, tiba tiba Yaski mengeluarkan ide yang entah berasal dari mana.

“Naik ke benteng yok”

Lalu para pendaki yang menyalahi style pendaki ini mendaki gunung. (ribet ya kalimatnya,hhe). Di awal perjalanan yang berada di depan adalah Yaski dan Fakhri, Gue berada di tengah, ya sesuai perhitungan apabila ada binatang buas biarlah yang di depan atau yang di belakang dulu yang dimangsa,hha. Nah, semakin ke dalam tanah tempat kami berpijak semakin miring, bahkan kemiringan mendekati 80°. Sepanjang jalan Ricky menggerutu dan terlalu banyak bercanda, sehingga kekhawatiran pun muncul. Jadi, apabila ada sesuatu yang kira kira bisa mecelakakan, kamipun berseru,

“ ky, hati hati tanahnya licin!!” ,
“ ky, jangan dipegang pohonnya banyak duri!!!”,
“ bisa kah naik ky??”
“ ky hati hati ada orang jahat di dekatmu!!! (oh ternyata bukan, itu adalah Raja, hha)

Waktu pun berlalu, kami terhenti di tengah jalan setapak yang beraspal, ada kiri dan kanan, di suasana yang membingung kan ini, kami memilih untuk istirahat, persediaan minum yang Gue bawa saat itu habis, lalu Fakhri mengeluarkan manisan kedondong, dan kami menyantapnya dengan tangan yang kotor. Kasian yang ambil terakhir, udah ada 5 tangan kotor yang masuk ke dalam manisan itu, hha. Untuk memastikan jalan kami memilih untuk tidak ke kiri dan ke kanan, dan kami memilih terus naik dan menemukan bendera Indonesia.









Lihat sekeliling, ga ada pohon lain yang lebih tinggi dari pohon di sekitar kami, ya kami pikir kami berada di puncak, wah mana bentengnya?? Apakah sudah di pindah di Gunung sebelah?? Ck ck


Kami kembali ke jalan setapak, kami mengikuti Fakhri yang memilih arah ke kiri, jalan terakhir kami sebelum ke jalan setapak kami beri tanda dulu supaya tidak lupa. Selama perjalanan ke arah kiri itu perasaan Gue ga enak banget, ga beberapa lama Gue berucap,

Gue : “ Balik aja yo, ga enak perasaan ku lewat sini”
Yaski: “ Tapi aku penasaran nah..tapi ya udah gen kita balik aja”

Gue ga ngerti apa yang Yaski maksud dengan penasaran, mungkin dia penasaran tentang jalan yang tadi itu sampe mana . Kami kembali ke jalan yang sudah di beri tanda dan turun, dan kami terus turun. Perasaan Gue semakin ga enak, setelah melintasi bebatuan yang sama sekali ga pernah kami lewati. Semakin banyak bebatuan, dan Yaski berhenti,

“ Yakin lewat sini?”

Kami mendongak kan kepala, Astagfirullah, jurang yang curam sekali, kami kembali ke jalan sebelum bebatuan, dan kami menelusuri hutan tanpa ada arah, Yaski ada di depan, di ikuti oleh Raja di belakangnya. Raja yang pada awalnya berada di belakang Gue, dan selalu ada di dekat Ricky, tidak mau lagi bersama Ricky karena merasa tidak cocok. (ini kalimat kaya nyeritain kehidupan pasangan homo ya, hha). Yaski dan Raja sangat cepat berjalan di depan, dan kami bahkan sempat berteriak minta tunggu, Hal yang kami khawatirkan adalah Ricky, karena dia sudah lemas dan berjalan pun sudah goyah, Fakhri yang berada paling belakang dengan setia membantu Ricky melewati rintangan yang dia hadapi. Yaski menyerah, kini giliran Gue berada di depan. Saatnya menggunakan Insting Hewan Liar, prinsip Gue terus turun ke bawah pasti bakalan ketemu jalannya.Akhirnya, dengan mendengarkan suara air jatuh, kami dapat menemukan jalan yang telah kami lewati. Alhamdulillah. Sampai di dekat kolam kami memutuskan mandi untuk membersihkan diri. Seusai itu kami makan di warung dan pulang.

Ini adalah cerita versi Gue, ini ada lagi Cerita versi Fakhri Yudha, bisa di lihat di sini
http://www.facebook.com/notes/fakhri-yudha/tersesat-ditengah-hutan/472335314298

0 comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia
Fall adalah Nama yg gue pendekin sendiri dari Naufal..and t'lah berkata itu kn b.ing nya Said.. Jadi gtu deh..nama gue.